Perhutani Tulungagung Tanam 2000 Pohon untuk Jaga Hutan Kandung

Perhutani Tulungagung Tanam 2000 Pohon untuk Jaga Hutan Kandung

Salah satu panitia penanaman pohon sekaligus Ketua Karangtaruna Desa Tanen Lukman Khakim menjelaskan, pasca penanaman paling utama adalah kesadaran bahwa adanya sumber air yang ada di wilayah hutan wisata alam kandung ini sangat dipengaruhi oleh adanya hutan yang saat ini tetap lestari.


Wisata Alam Kandung milik Perhutani di wilayah Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur masih terjaga alami. Cara melestarikan kealamian tersebut dengan menanam pohon sebanyak 2 ribu bibit dan pembuatan biopori oleh sejumlah komunitas dan stakeholder.

"Keberadaan masyarakat di Desa Tanen yang notabene adalah pengelola lahan-lahan yang ada di Perhutani yang juga memanfaatkan sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Lukman Khakim saat dikonfirmasi, Minggu 18 Desember 2022.

Jumlah penanaman pohon berupa alpukat hingga pohon durian didapatkan dari berbagai instansi. Mendapat bibit dari Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Trenggalek yang wilayahnya sampai Tulungagung, PPLH Mangkubumi dan seterusnya. 

Pria yang hobi berenang dan bernyanyi ini berharap kepada masyarakat yang ada disekitar untuk sadar dalam merawat hutan. Termasuk, juga dinas-dinas yang terkait bisa lebih memperhatikan keberadaan masyarakat yang bersinggungan dengan alam.

Tidak dipungkiri, menurut Lukman terkadang kondisi ekonomi menuntut masyarakat sekitar hutan untuk melakukan suatu tindak hal yang kurang baik. Salah satunya adalah penjarahan kayu hutan dikarenakan kebutuhan ekonomi yang mendesak.

Menurut pria yang kesibukannya beternak dan bertani ini menuturkan, keberadaan daripada Hutan Kandung sangat berpengaruh dengan kondisi kelabilan tanah. Karena sebagai Wilayah Desa Tanen mengalami pergerakan tanah disebabkan pernah terjadi suatu saat hutan itu gundul atau tanaman masih kecil.

Tidak hanya itu, pernah karena adanya penjarahan kayu, menyebabkan rentang beberapa waktu tanah menjadi labil. Akan tetapi ia bersyukur, saat ini hutan sudah menjadi besar-besar. Sehingga tanah tersebut berkurang perihal tanah gerak.

"Hal tersebut menyebabkan sejumlah warga mengungsi kini sudah kembali. Memang tidak layak huni, tapi yang bersangkutan tetap menginginkan di lokasi tersebut," paparnya.

Oleh sebab itu, menurutnya memilih tanaman berupa duren dan alpukat supaya kedepan masyarakat dapat mengambil kemanfaatan. Baik berupa buah yang bisa dijual, pun juga kemanfaatan berupa lahan terjaga tetap hijau.

"Masyarakat bisa merasakan kondisi lingkungan yang aman dari bencana kondisi airnya tetap bagus. Lalu, kebutuhan masyarakat tercukupi dengan baik dan kesejahteraan terjamin," terangnya.

Disinggung perihal follow-up pasca penanaman ini, sesuai dengan kesepakatan, yang melakukan pengambilan bibit ini harus meninggalkan foto KTP. Hal itu sebagai bukti bahwasanya yang bersangkutan siap untuk dilakukan survei pemantauan di kemudian hari.

Tidak hanya itu, pasca 3 bulan penanaman pohon akan dicek kembali untuk melihat kualitas tanaman dan pertumbuhan pohon. Apakah tanaman tersebut ada peningkatan atau dalam kondisi memerlukan perlakuan khusus.

"Juga dalam kesepakatan yang dimiliki berupa pesan-pesan untuk menjaga kelestarian tanaman tersebut supaya nanti bisa sampai berbuah dan menghasilkan income," tututpnya.

Sebagai informasi, dalam wilayah Alam Kandung juga memiliki air terjun. Air terjun tersebut adalah Grojogan Sewu, namun banyak masyarakat yang menyebutnya alam kandung karena letaknya yang berada di Hutan Kandung. 

sumber : viva

Comments

Popular posts from this blog

Ragam Manfaat Hutan Gambut

Stop Budaya Bakar Lahan dan hutan Untuk Bertani

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu