44 Ribu Hektare hutan Lombok Rusak

44 Ribu Hektare hutan Lombok Rusak


Direktur Walhi NTB Amry Nuryadi mengatakan sesuai data Walhi NTB, laju kerusakan hutan yang dialihfungsikan untuk pembangunan di wilayah KLU mencapai 44 ribu hektare.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Nusa Tenggara Barat membeberkan data laju kerusakan hutan khusus di Kabupaten Lombok Utara.(KLU), NTB. Dalam data tersebut luas kerusakan hutan di Lombok Utara hingga bulan Oktober 2022 mencapai 44 ribu hektare.

"Hutan lindung maupun hutan adat di Lombok Utara dari Kecamatan Malaka hingga menuju ke Wilayah Bayan Lombok Utara itu hampir kritis," kata Amri kepada detikBali, Kamis sore (20/10/2022).

Bukti kuat terkait kerusakan hutan efek alih fungsi lahan di Kecamatan Pemenang Lombok Utara itu banyak hotel dan vila mulai dibangun di atas kawasan perbukitan. Bahkan, hutan-hutan di sepanjang jalan Senggigi ke wilayah Pemenang pembangunan hotel dan vila marak dilakukan.

Dari sisa luas hutan di KLU kata Amri tersisa 42 ribu yang masih bertahan. Namun demikian dari 42 ribu hektar tersebut menyisakan 4 ribu hektar kawasan hutan masih terpantau dalam kondisi baik.

"Kita lihat saja bencana longsor di Desa Malaka itu ada 40 titik longsoran. Bahkan ada 7 titik yang menimbun jalan. Ini perlu kehati-hatian dalam membangun di wilayah itu," katanya.

"Kalau kita lihat dari Senggigi sampai dengan Pemenang itu banyak villa dan hotel. Ini kita belum bicara daerah Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Khusus di KLU yang kritis sudah capai 44 ribu hektar," kata Amri.

Dia pun meminta agar pemerintah provinsi NTB segera melakukan program penanaman pohon untuk semua titik lahan hutan yang kritis di wilayah KLU.

"Kami kira pemerintah tidak perlu tutup mata soal alih fungsi lahan ini. Ini sudah ada bukti dengan beberapa area di KLU sudah terkena dampak kerusakan hutan kita," kata Amri.

Dari data yang diterima detikBali, empat dusun yang diterjang longsor di Desa Malaka terparah di Dusun Malimbu sebanyak 153 rumah, dusun Setangi 93 rumah, Dusun Nipah 105 rumah Dusun Telaga Wareng 2 rumah, dan Dusun Nipah 8 rumah.

Senada dengan hal tersebut Kepala Desa Malaka Akmaludin Ikhwan mengatakan sesuai perintah Bupati KLU, pihaknya secara khusus diminta untuk mengajak semua lapisan masyarakat untuk aktif melakukan penghijauan hutan di Desa Malaka.

Pasalnya kata Ikhwan, dari 40 titik longsor itu ada 7 titik longsor terparah yang menerjang lima Dusun Desa Malaka. Akibatnya sebanyak 353 rumah atau 1.088 jiwa terdampak akibat longsor tersebut.

sumber : detik

Comments

Popular posts from this blog

Ragam Manfaat Hutan Gambut

Stop Budaya Bakar Lahan dan hutan Untuk Bertani

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu